Makna Strategis Minggon Kecamatan Maupun Minggon Desa



Pertemuan rutin mingguan yang kemudian populer dengan istilah Minggon (khususnya di Jawa Barat) memiliki makna yang sangat strategis teristimewa dalam konteks komunikasi pembangunan wilayah. Seperti yang lumrah berlangsung selama ini, Minggon Kecamatan tiap Selasa, atau Minggon Desa tiap Rabu, di hadiri oleh berbagai unsur terkait. Minggon Kecamatan misalnya, unsur Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan), Dinas Instansi, Kepala Desa/Lurah adalah peserta “wajib”.

Bagi Puskesmas, Minggon Kecamatan maupun Minggon Desa, sesunggunya adalah wadah multifungsi. KIE (komunikasi, informasi, edukasi) mengenai kesehatan khususnya tema-tema spesifik yang bersentuhan langsung dengan problematika lokal setempat bisa dilakukan. Bagi Kepala Puskesmas, Minggon Kecamatan merupakan salah satu momentum berharga untuk melakukan Advokasi Kesehatan. Di sini, pimpinan Puskesmas dituntut untuk senantiasa mengembangkan atau meningkatkan kemampuan Advokasi. Beberapa sumber-sumber terpercaya mengenai Advokasi ini menyebutkan, bahwa dalam tempo waktu yang singkat sekalipun, Advokasi bisa dilangsungkan dengan hasil yang efektif.

Kawan-kawan Kepala Puskesmas yang sudah mengikuti rangkaian Pelatihan Promosi Kesehatan tidak akan asing lagi dengan istilah Advokasi 3 Menit. Ya, benar, just three minutes! Saat ini mungkin memang kita belum lihai di bidang ini, tapi dengan komitmen yang kuat diikuti dengan ikhtiar yang tidak kalah kuat, kemampuan advokasi bisa kita miliki. FKKP berharap, peningkatan kapabilitas Kepala Puskesmas dalam Advokasi dapat menjadi salah satu perhatian utama untuk diupayakan secara bersama-sama.

Jika Minggon Kecamatan dan juga Minggon Desa selama ini rutin melakukan Evaluasi Pencapaian PBB (Pajak Bumi & Bangunan), dan itu memang tidak salah, maka tantangan bagi para Kepala Puskesmas adalah bagaimana Mingon tersebut bisa sekaligus pula menjadi ajang untuk mengevaluasi pencapaian indikator-indikator menuju Kecamatan Sehat misalnya. Dari banyak pilihan indikator yang bisa dievaluasi, indikator yang berhubungan dengan PHBS bisa menjadi salah satu sentral kajian. Sebutlah misalnya, dalam setiap kesempatan Minggon: berapa peserta yang masih suka merokok di dalam ruangan. Jika di tingkat Kabupaten belum ada inisiasi Kebijakan Larangan Merokok di dalam ruangan umpamanya, bagaimana Kepala Puskesmas bisa meyakinkan Pak Camat untuk membuat produk kebijakan lokal tentang itu.

Posisi strategis Minggon tidak sebatas yang telah disebutkan di atas. Fungsi-fungsi koordinasi, sinkronisasi, bahkan kolaborasi dapat menjadi bagian integral dari penyelenggaraan Minggon. Data-data kependudukan, data-data sasaran program yang begitu vital dalam perencanaan pembangunan, tak terkecuali pembangunan kesehatan, sangat memungkinkan untuk disinkronisasikan dalam pertemuan rutin tersebut. Fluktuasi data demografi kecamatan maupun desa yang merupakan basis data bagi kabupaten, propinsi dan nasional bahkan dunia, sesungguhnya sangat urgen ditetapkan sebagai bagian integral dari bahasan substansial Minggon. Angka Natalitas (kelahiran) maupun Mortalitas (kematian) misalnya, dapat dengan mudah di-update jika forum Minggon (Kecamatan dan Desa) berjalan sebagaimana mestinya, bukan sebagaimana adanya. (FKKP)

Related Posts:

0 Response to "Makna Strategis Minggon Kecamatan Maupun Minggon Desa"

Posting Komentar